Tak terasa, tahun ini 10 tahun sudah gelaran Margo Friday Jazz berjalan di Margocity. Selama 10 tahun itu pula, banyak kenangan manis terukir.

Secara garis besar, jazz adalah aliran musik yang biasa menjadi wadah bagi para musisi untuk berbincang melalui musik. Saat musik jazz dimainkan, ada satu nada dasar yang menjadi ritme lalu kemudian musisi lain dengan alat musiknya yang berbeda-beda akan mengisi bagian per bagian secara bergantian atau bersamaan, sehingga menghasilkan alunan musik yang melengkapi. Bagi mereka yang tidak terbiasa, perpaduan bunyi alat musik yang beradu mungkin akan terdengar tak harmonis atau rumit. Namun, di situlah justru letak keunikan musik jazz. Cobalah dengarkan dan resapi, maka perlahan Anda akan mulai menemukan nikmatnya.

Margo Friday Jazz di MARGOCITY juga berprinsip demikian. Salah satu pendirinya, Kang Uge, berharap dapat membawa musik kreatif untuk dikenalkan kepada khalayak yang lebih luas. Beliau ingin menghadirkan panggung yang dapat menjadi wadah bagi para musisi di area Depok untuk mengekspresikan diri. Itu mengapa musisi yang tampil di panggung Margo Friday Jazz bisa dibilang beragam. Tak melulu musik jazz yang murni.

Saat perayaan Margo Friday Jazz ke-10 lalu, MARGOCITY menghadirkan Endah n Rhesa yang membawakan lagu-lagu berirama folk, jazz, blues, rock n roll, hingga ballads. Selain Endah n Rhesa, hadir pula Barry Likumahuwa yang bisa dibilang andalan bagi panggung musik Margo Friday Jazz ini. Penampilan para musisi yang energik tersebut, tentunya memberi warna tersendiri bagi pertunjukan malam itu. Para penonton tampak begitu menikmati sambil sesekali menghampiri are panggung untuk mengabadikan momen. Tak ketinggalan, untuk merayakan hari jadi Margo Friday Jazz yang ke-10 manajemen beserta tim pengagas dan pengisi acara juga menyelipkan doa dalam seremonial tiup lilin dan potong kue demi kelanggengan acara ini ke depannya. Sekali lagi, happy anniversary!